top of page
Search

Stigma dan Rendahnya Pengetahuan Kesehatan Mental

sigi_id

Oleh: Najla Fitri ersya


Suara Rakyat




Secara umum, stigma merupakan konstruksi sosial yang merendahkan manusia sebagai hasil dari pemberian karakteristik atau tanda tertentu yang membedakan. Dalam bahasan ini, stigma tidak lain adalah kesalahan pengertian masyarakat dalam mengartikan tentang kesehatan mental. Ia terwujudkan dalam bentuk, seperti:


1. Stereotip, yaitu anggapan bahwa gangguan mental adalah pengaruh roh jahat

2. Prasangka, yaitu sikap negatif masyarakat disertai prasangka; orang dengan skizofrenia dapat menyakiti saya

3. Diskriminasi, yaitu tidak mendapatkan akses layanan kesehatan mental



Stigma Sosial

banyak masyarakat yang menganggap remeh masalah kesehatan jiwa dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Masyarakat sering mengartikan ODGJ sebagai orang gila, padahal sebenarnya tidak begitu. Masyarakat awam berpendapat bahwa apabila seseorang telah menghubungi profesional seperti Psikiater dan Psikolog dan terdiagnosa dengan gangguan kejiwaan adalah sebuah aib.


Untuk menghentikan stigma, masing-masing kita harus menyadari bahwa setiap orang punya kemungkinan untuk menjadi ODGJ, Karena setiap orang tidak bisa mengelak dari stress dan tekanan hidup. Rata-rata orang tidak menyadari bahwa kemungkinan mereka mengidap gangguan kejiwaan. Contohnya pada gangguan depresi ringan, banyak dari kita tidak menyadari dengan gangguan mental satu ini karena sering menganggap ini sebagai stres biasa, padahal sebetulnya tidak.


Setiap orang memiliki kemampuan untuk menghapus stigma sosial ini dan mendorong toleransi. Kita dapat mendukung ODGJ dengan sederhana, seperti dengan memberi dukungan pada mereka dan tidak mendiskriminasinya.



Kampanye anti-stigma

Dikutip dari Pijar Psikologi , Di Indonesia sendiri belum banyak studi yang mengkaji stigma kesehatan mental. Studi macam itu kalah pamor dengan kajian-kajian populer, bahkan dengan sesama kajian dalam rumpun kesehatan. Isu kesehatan mental dinilai bukan sebagai penyakit mematikan (kanker, stroke), akibatnya perhatian yang diberikan oleh negara dan komunitas juga tidak maksimal.


Demi untuk mengangkat isu kesehatan mental menjadi fokus penting, maka sudah waktunya bagi kita untuk membuka mata terhadap pentingnya pengetahuan dan keyakinan terhadap isu-isu kesehatan mental. Sudah saatnya kita menutrisi diri dengan informasi terkait kesehatan dan gangguan mental. Hal itu agar kita tidak lagi mengembangkan stigma yang salah terhadap orang-orang dengan gangguan mental di masyarakat.


Kita bisa mulai melawan stigma dengan mengkampanyekan kesehatan mental dan perilaku anti-stigma. Kampanye ini bertujuan untuk membangun kesadaran sekaligus kepedulian masyarakat yang telah lama dekat dengan stigma. Sebab stigma bukan hanya tentang tahu-tidak tahu, melainkan juga tentang bagaimana kita menyikapi dan bertindak secara adil dalam isu kesehatan mental. Hal tersebut termasuk bagaimana sikap dan tindakan kita untuk menghormati setiap penyandang disabilitas mental.


Beberapa cara bisa kita lakukan untuk mengampanyekan anti-stigma, misalnya:


· Bicara secara terbuka tentang fakta-fakta terkait kesehatan mental di kehidupan sosial. Namun, hindari berbagai informasi yang belum dimengerti untuk mengantisipasi pembicaraan tidak berdasar dan hanya mengulas mitos.

· Perdalam isu kesehatan mental dari sumber tepercaya, baik dari praktisi (psikiater, psikolog), literatur, workshop atau berbagai sumber ilmiah lainnya.

· Membangun kesadaran bahwa isu kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Selain itu, menyebarkan informasi valid tentang kesehatan mental juga penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu kesehatan mental.

· Membangun jejaring dengan para pejuang kesehatan mental,baik caregiver, social worker, pemangku kebijakan, akademisi, praktisi, hingga pihak manapun yang menggunakan layanan kesehatan mental.



Jangan ragu meminta bantuan profesional

Sebenarnya siapa saja beresiko mengidap gangguan kejiwaan. Sebab, stres merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa hadir dalam kehidupan seseorang.


Apabila mengalami gangguan kejiwaan seperti depresi ringan dan Anxiety Disorder, jangan ragu dan malu untuk mencari bantuan profesional sebelum masalah semakin menjadi buruk dan sulit untuk ditangani.

Orang dengan gangguan mental mengalami beban ganda. Mereka tidak hanya menanggung gejala atas gangguan mental yang mereka hadapi, akan tetapi mereka juga harus memikul beban stigma yang salah di masyarakat.

- Pijar Psikologi -


Ilustrator:Fathia Zulfianti


17 views0 comments

Recent Posts

See All

Ikhtisar

Comments


Subscribe Form

©2020 by www.sigi.id. Proudly created with Wix.com

bottom of page